Berada dalam sebuah kelompok orang-orang baik nan
soliha adalah suatu anugerah bagi perindu syurga. Namun bagaimanakah kiranya jika
sebuah lingkaran solid itu suatu saat akan terpisah? Tentu ada rasa sedih di
masing-masing personilnya. Apakah itu pertanda kurang ikhlas? Tidak. Itu wajar
kok. Inilah yang sedang saya alami saat ini, dan penulis rasa semua orang
pernah mengalami hal ini.
Perpisahan yang seperti ini terkadang membuat kita
dilematis. Rasa cinta yang sudah tertanam ini seperti hendak dicabut paksa,
namun sejatinya tidak demikian. Sekalipun kita telah berpisah, cinta itu masih
ada.
Nah, dari perpisahan ini ada lima poin yang penulis
jadikan pegangan agar tidak terjatuh dalam kesedihan yang berlebihan.
Pertama :
Perpisahan tentu sebuah keniscayaan dari sebuah pertemuan. So, bersabarlah
untuk menahan air mata.
Kedua :
sebagaimana sebelumnya kita bertemu dalam keadaan tersenyum, relakanlah
perpisahan ini dengan keadaan yang seperti itu pula.
Ketiga :
kita masih bisa bertemu kembali, bahkan bisa lebih akrab jika kita mau.
Keempat :
sahabat tetaplah sahabat. Dimanapun, kapanpun kita masih berkesempatan saling
merangkul dan berjabat tangan.
Kelima :
ingatlah hati kita masih terpaut. Jangan pernah lupa sertakan nama kami semua
dalam lantunan setiap do’a mu.
Uhibuki fillah ya ukhtina..
Semoga siapapun yang mengalami perpisahan seperti ini
tidak menjadikan kita lemah dan rapuh. Barakallah.
No comments:
Post a Comment