Halimahdaily.com - Bukan begini cara menjalani hidup. Membuang banyak waktu dengan bertanya 'apa salahku?'. Tak perlu tanyakan itu. Siapa yang salah, dan siapa yang benar, memang siapa yang perduli?
Seharusnya kita menikmati hidup. Berbahagia, tersenyum ceria, dan menikmati sisa usia yang sedang menuju garis finish yang antah-berantah. Bukannya malah bermuram durja sebab banyak dosa lalu hanya duduk diam saja tanpa mencari pengampunan.
Sudahlah. Yang lalu biar berlalu. Pantang mundur. Apalagi harus diam ditempat. Asa dan massa harus terus cemerlang. Cita dan cinta harus terus menjulang.
'Jika saya terus merasa sedih, bagaimana?'
Hey, perjalanan masih panjang. Berkeluh kesah boleh, jangan terlalu lama. Itu tidak baik!
Jangan membuat dirimu lelah. Sering-sering me time-lah. Mendekat kepada Yang Maha Dekat, temukan ketenangan sebanyak-banyaknya. Bukankah garis finishmu masih misterius? Jadi, jangan buang-buang energi.
Tapi, ngomong-ngomong terluka itu tidak selamanya buruk. Bersedih juga sama. Ianya membuat kita berpikir dewasa dan mengajari kita menahan rasa sakit. Sekiranya kesedihan tidak ada, apalah artinya bahagia? Karena ada kesedihan lah, kebahagiaan menjadi berarti.
Kita hanya sedang menjawab soal ujian dari yang memberi kehidupan. Tugas kita menjawab, bukan bertanya balik. Saat belum lulus dari satu ujian, kita belum bisa naik kelas berikutnya.
Come on! Berpikir jernih! Jawablah soal-soal termudah dahulu. Jangan berpura-pura bodoh, aku tahu kamu pintar.
Penentuan naik kelas akan segera diumumkan. Apakah kamu mau menjadi yang tertinggal? Aku sih tidak mau.
Rekomendasi artikel :
Terkadang Semua Orang Tidak Se-polos Kelihatannya
Arti Dibalik Pertanyaan "Apa Kau Ingin Makan Ramen?"
Terkadang Semua Orang Tidak Se-polos Kelihatannya
Arti Dibalik Pertanyaan "Apa Kau Ingin Makan Ramen?"
No comments:
Post a Comment