Dunia Semakin Mengerikan - Halimah Daily
Banner IDwebhost

Home Top Ad

Post Top Ad

Sunday, March 17, 2019

Dunia Semakin Mengerikan

Ilustrasi copyright MBC : Pasien saling memberi semangat

Halimahdaily.com - Aku tidak menjadi orang yang pertama tahu ketika live streaming teroris menembaki jamaah shalat jum’at di masjid an-nur Selandia Baru ditayangkan di facebook. Sehari setelah kejadian itu, barulah aku melihat cuplikan vidioanya dari Smartphone teman. Itupun, karena dia yang menunjukkannya padaku.


Saat itu, aku biasa saja. Melihat video itu rasanya seperti melihat game. Usai menonton, aku hanya diam tak berkomentar apapun. Antara percaya dan tidak. Antara mimpi atau nyata. Aku masih merasa bahwa apa yang kulihat itu hanya sebuah video game.

Entah karena aku menontonnya pakai HP teman dan di depan orang ramai, makanya aku tak bisa bereaksi apapun bahkan kaget pun tidak. Atau, karena terror sejenis sudah terlalu sering kulihat? Entahlah aku merasa bersalah karena tidak merasa sedih dan marah.

Orang penuh dosa sepertiku, mungkin telah keras hatinya, mungkin karena dipenuhi oleh perbuatan maksiat, aku telah lupa bagaimana caranya perduli sesama muslim. Mungkinkah? Nauzubillah.

Sehari setelahnya aku membuka group Whatsapp yang penuh dengan perbincangan mengenai kejadian itu. Satu-persatu komentar teman-teman kubaca tanpa ada yang terlewatkan. Kemarin aku tidak sempat membacanya karena sibuk. Hari ini, khusus untuk up-date berita selandia baru, aku memblokir semua yang membuatku sibuk.

Setelah selesai membaca sampai akhir, barulah tubuhku bergetar marah sekaligus sedih. Inilah yang kunantikan. Rasa marah dan sedih inilah pertanda bahwa aku masih perduli kepada sesama muslim.

Siapa teroris sebenarnya?

Aku pemeluk agama Islam. Agamaku sering dituduh agama teroris. Orang-orang kami sering dibenci karena dianggap sebagai orang brutal dan suka menyebar terror.

Tapi lihatlah video itu. Kenapa orang-orang kami tidak melakukan serangan balasan saat video itu dibuat? Kalau memang orang Islam adalah teroris, kenapa di masjid kami tidak ada gudang senjata? Kenapa jamaah masjid hanya bisa tiarap dan pasrah ditembaki, kalau memang iya kami teroris?

Hari ini, semua link video yang mengunggah aksi brutal itu telah dihapus. Bahkan KOMIN*O melarang untuk menyebarluaskan video tersebut. Supaya apa? Supaya orang-orang yang ‘terlambat’ melihat info seperti diriku ini tidak melihat apa-apa?

Lucunya lagi, media pembenci Islam tidak menyebut pelaku penembakan brutal itu sebagai teroris. Mereka hanya menggunakan sebutan ‘lelaki bersenjata’. Karena apa? Karena si  Brenton Tarrant ini bukan Muslim? 

Kalau seandainya Brenton Tarrant ini muslim, kemudian dia menembaki orang-orang di rumah ibadah agama lain, sudah pasti dia akan dilabeli ‘teroris’ oleh semua media pembenci Islam.




No comments:

Postingan Terbaru

Hey, Kok Sedih? Perlu Sedikit Motivasi Untuk Move On?

Halimahdaily.com - Bukan begini cara menjalani hidup. Membuang banyak waktu dengan bertanya 'apa salahku?'. Tak perlu tanyakan i...

Translate

Post Bottom Ad

Halaman