Istilah batu besar ini mungkin sering kita dengar. Tapi mari kita
ulang membaca sedikit tentang ini.
Suatu hari, seorang dosen memberi kuliah tentang
manajemen waktu. Ia menyiapkan alat peraga berupa ember, batu-batu besar,
kerikil, pasir dan air.
Apa yang akan dilakukannya?
Ia meletakkan ember diatas meja, lalu mengisi dengan
batu-batu sebesar kepalan tangan hingga ember terisi penuh. Ia bertanya.
“menurut kalian, apakah ember ini telah penuh?”
Semua mahasiswa berteriak “ya!”
“benarkah?” Tanya sang dosen.
Kemudian ia mengeluarkan sekantong kerikil,
mengocok-ngocok ember sehingga batu kerikil dapat masuk diantara celah-celah
batu tadi. kembali ia bertanya.
“nah, apakah sekarang ember ini sudah penuh?”
Kali ini seorang mahasiswa menjawab ragu-ragu. “mungkin
tidak”
“Bagus sekali” sahut dosen.
Kemudian ia memasukkan pasir kedalam ember tadi. pasir
itu berjatuhan mengisi celah-celah yang tersisa. Sekali lagi ia bertanya pada
kelas.
“baiklah, apakah sekarang ember ini telah penuh?”
“baiklah, apakah sekarang ember ini telah penuh?”
“belum” sahut seluruh kelas.
Dengan tersenyum ia berkata “ bagus sekali”
Terahir ia menuangkan air kedalam nya, sampai ember itu
terisi penuh.
Lalu sang dosen bertanya pada kita semua, tahukan anda apa maksud ilustrasi ini?
Kesimpulan;
masukkan batu besar pertama kali, atau anda akan kehilangan semuanya!
Nah, kesimpulannya sangat sederhana sekali bukan? Tetapi
memiliki arti yang sangat luas. Benar memang, jika kita tidak memasukkan batu besar
terlebih dahulu, maka mustahil kita bisa memasukkan semuanya.
Dalam manajemen waktu, batu besar diibaratkan sebagai
pekerjaan atau suatu hal yang menjadi prioritas kita. Jika hal prioritas itu
didahulukan, maka yang lain yang lebih kecil akan terasa lebih mudah.
Tanyakan pada diri anda.“apakah batu besar dalam hidup
saya?” Lalu kerjakan itu pertama kali.
2 comments:
Betull,,ane setuju..
hehehe.. sama ane juga :)
Post a Comment