“Tidak banyak yang
aku inginkan didunia ini. Karena itu, bagiku bahagia itu mudah”
(suara hati)
Ketika hati mulai merasakan kesakitan, aku menemukan cara
untuk kembali tersenyum. Caranya cukup mudah. Kamu tahu kenapa bisa menjadi
sangat mudah bagiku? Karena aku terlalu sering mengalami kepahitan. Dari sana
aku belajar mencari pengobat rasa pahit itu. Dan aku menemukannya!
Disaat penderitaan mendera. Kebahagiaan semakin menjauh. Sulit
dikejar dan didapatkan kembali. Semakin lama semakin mustahil untuk dirasakan. Kemudian
kita sendiri yang mengatakan “kebahagiaan hanya ilusi bagi orang sepertiku”. Ini
tidak adil, karena kita terlalu kejam menghukum diri.
Sebenarnya, hal yang paling membuat kita tidak nyaman adalah
‘rasa tidak suka’. Apapun yang membuat kita menangis dan merasakan perih adalah
perasaan itu. Rasa tidak suka membuat kita menjadi marah. Puncak kemarahan menjauhkan
kita dari segala macam kebahagiaan. Percayalah, hati seorang pemarah adalah
seperti bara api yang menyala-nyala. Sangat berbahaya. Aku mengatakan ini
karena dulunya aku adalah si pemarah.
Sekarang, apakah aku masih pemarah? Belum bisa dipastikan
bahwa aku bukan lagi pemarah. Tapi saat ini aku lebih bahagia. Karena menyingkirkan
segala bentuk ‘rasa tidak suka’ terhadap sesuatu didepanku. Kebiasaan marah ku
lama-lama hilang dengan sendirinya.
Satu hal lagi, berhentilah berharap pada orang lain. Dengan banyak
menginginkan hal baik dari orang lain, kita akan banyak kecewa. Hidup bukanlah
tentang menunggu kebaikan dari orang lain. Melainkan memberikan kebaikan pada
diri sendiri. Setelah kita mencintai diri sendiri, kita akan mampu mencintai
semua orang dengan hati yang tulus. Bukankah bahagia itu mudah?
No comments:
Post a Comment