Halimahdaily.com - Bercermin adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh kita, sebelum bepergian atau saat akan bertemu seseorang. Setiap hari kita mematutkan diri didepan cermin, melihat mana yang kurang dari penampilan kita, mana yang terlalu berlebihan.
Kita berbenah supaya tampil menawan didepan orang, supaya orang
nyaman melihat kita, dan supaya kita sendiri merasa nyaman pula bertemu orang.
Apakah kita akan semakin percaya diri saat bercermin? Ataukah
sebaliknya, semakin bercermin semakin ciut nyali kita? Semuanya tergantung
konteksnya, tergantung situasi dan mood kita pada hari itu.
Saya pernah menjadi semakin gugup saat bercermin. Wakru itu
saya terkejut oleh kedatangan pacar saya yang sudah sangat lama tidak pernah
berjumpa. Kami LDR karena dia pergi KPM di luar kota. Doi muncul tiba-tiba
didepan saya. Untunglah ada teman yang mengajaknya mengobrol sebelum dia
benar-benar sampai menuju saya.
Karena gugup dan terkejut. Saya segera berlari ke toilet. Memperbaiki
riasan dan pakaian saya. Hari itu saya memang salah kostum. Sejak pagi saya
tidak nyaman dengan pakaian saya, namun apa boleh buat saya tidak punya cukup
waktu untuk pulang kerumah dan berganti pakaian.
Pakaian saya sudah kusut, karena memang dalam kondisi sedang
berkerja. Wajah saya lusuh meskipun telah diperbaki riasannya. Saya berkali-kali
mencuci muka dan memakaikan kembali lipstick dan bedak. Tapi semuanya seperti
sia-sia. Sebab wajah yang saya lihat di cermin benar-benar aneh. Saya tidak
siap untuk bertemu pacar saya dengan penampilan begini kucelnya.
Semakin melihat cermin, hati saya semakin kacau dan sedih. Setelah
beberapa menit berlalu, akhirnya saya memutuskan untuk tidak perduli dengan
bayangan cermin.
Saya kembali fokus pada perasaan bahagia atas kedatangannya alih-alih sibuk dengan diri sendiri. Masabodo jika saya terlihat aneh.
Saya bergumam didalam hati : "Kami hanya sepasang kekasih yang saling merindukan. Penampilah tidak terlalu penting saat ini. Oke, saatnya bertemu!"
Sebelum keluar dari toilet, saya mencici wajah dengan
bersih. Tanpa sisa riasan sedikitpun. Lalu saya memakai sedikit lipstick dengan
warna peach, tanpa menyapukan bedak sedikitpun. Saya memejamkan mata didepan
cermin, berharap penampilan saya terlihat baik-baik saja. Kemudian saya
langsung keluar dari sana, tanpa mengecek lagi penampilan saya seperti apa. Saya
tidak ingin semakin gugup gara-gara melihat pantulan wajah saya di cermin.
Saat dia mendekat, senyumnya mengembang. Dia terlihat
bahagia. Bodoh sekali, kenapa saya menghabiskan beberapa menit untuk gugup di
depan cermin. Sedangkan tanpa memakai bedak dan hanya memakai lipstick warna
pudar, dia terlihat sangat bahagia tanpa memperdulikan saya terlihat kusut atau
tidak.
Jadi, kesimpulannya, tak selamanya cermin menolong kita untuk merasa lebih percaya diri. Terkadang sebaliknya, cermin terlalu jujur untuk mengatakan bahwa kita tdak cukup menawan untuk bertemu seseorang. Cermin bisa meruntuhkan rasa percaya diri dalam sesaat.
Jika kamu tidak cukup yakin bahwa penampilanmu oke. Sebaiknya
kamu menghindari cermin, supaya mentalmu tidak semakin ciut. Mengandalkan feeling
dan tetap tersenyum ceria, mungkin bisa membuatmu lebih menawan daripada sibuk mengutuk
diri di depan cermin. Hope it help.
No comments:
Post a Comment