Halimahdaily.com - Setelah mendengar penjelasan Tanaka-san (Guru sekolah yang ternyata kakak kandung Mabuchi). Futaba merasa cukup mengerti dengan sikap aneh Mabuchi selama ini. Bahwa Mabuchi sebenarnya memang orang baik, hanya saja dirinya berubah karena menanggung beban psikologis sejak kepergian ibunya.
Futaba menemumi Mabuchi untuk menyatakan dirinya ada dipihak
mabuchi saat ini. Disamping karena Futaba memang menaruh perasaan cinta pada
Mabuchi, mereka juga terikat dalam pertemanan disekolah. Sebagai teman, dan
sebagai orang yang menyayangi, tentu saja Futaba selalu ingin berada disamping
Mabuchi dalam suka maupun duka.
Saat ditemui, Mabuchi sedang murung sambil mengelus bulu
kucing liar. Kemudian ia menoleh pada Futaba yang nafasnya terputus-putus
karena lelah berlari. Gadis itu tampak senang menemukannya disini. Lantas ia
mendekat, lalu mereka berjalan sambil membahas cerita mendiang ibunya yang
telah Futaba dengar dari Tanaka-san.
“Apa yang aku pikirkan? Kamu tidak mengerti, bukan? Kamu memang
tidak perlu mengerti”. Setelah diam beberapa detik, lalu Mabuchi melanjutkan. “Kamu
akan bosan dengan banyak hal, ketika kamu menemukan banyak hal penting”. Lalu dia
beranjak pergi. Ada penekanan dalam kata-kataya. Seperti menyimpan perih yang
teramat sangat.
Tentu saja Futaba terhenyak. Ia merasa seperti ditampar. Untuk
beberapa detik, Futaba tertegun. Perih yang dirasa Mabuchi seperti tertular
padanya seketika. Entah mengapa, Futaba seolah merasa dirinya layak ikut
campur. Sebagai teman dan sebagai orang yang menyukai Mabuchi tentu saja ia
layak ikut campur. Menurutnya.
“Aku tidak mengerti. Aku
sedikitpun tidak mengerti. Tapi, aku ingin memahami dari lubuk hatiku, tidak
boleh kah?”
Dengan segenap keberaniannya, Futaba memutuskan untuk
mengatakan semua yang ia pikirkan. Agar Mabuchi tahu, bahwa dia tidak boleh menanggung
beban sendiri. Selagi ada teman yang mau berbagi, selagi ada orang yang
menyayanginya dan bersedia menjadi sandarannya, dia tidak boleh merasa sakit
sendirian.
“Takut kehilangan atas apa yang penting bagimu, adalah
sia-sia jika kamu menjauhkannya dari kami semua. Bagi kami, kau sudah menjadi
seseorang yang sangat penting. Karena itu, jika kau memikirkan sesuatu, dan
seseorang membuatmu kesulitan dan mencegahmu untuk merasa bahagia, kami tidak
bisa memaafkan orang itu” Kemudian Futaba melanjutkan, “Jika ada orang seperti
itu, bahkan jika itu ibumu, aku akan menghajar orang seperti itu”.
Kata-kata Futaba terdengar manis. Ini bukan sekedar teks
yang dihafal. Tapi ini tulus dari hatinya sendiri. Sehingga Mabuchi dibuatnya
mematung, tak percaya dengan apa yang ia dengar. Kemudian sebutir air bening
menetes dari matanya. Terharu. Lalu ia meraih Futaba memeluknya untuk beberapa
saat. Terkadang, pelukan memang bisa memberi sedikit ketenangan.
Saat itulah, untuk pertamakalinya, Mabuchi merasa bahwa ada
orang lain yang perduli pada kehidupannya. Mungkin kedepannya ia akan sadar,
bahwa, tak selamanya orang akan bosan dengan sesuatu karena telah terlalu
banyak tahu. Justru, semakin banyak tahu tentangmu, orang akan semakin sayang padamu.
Begitukah kesimpulan film ini? Menurut penulis, iya. Mungkin
menurutmu beda lagi. Makanya, nonton ya! Hehe.
Artikel Terkait :
Jika Cinta, Maka Berjuanglah! [Terinspirasi Film Blue Spring Ride]
Artikel Terkait :
Jika Cinta, Maka Berjuanglah! [Terinspirasi Film Blue Spring Ride]
No comments:
Post a Comment