Tak Perlu Marah Dan Benci, Ini Hanya Soal Persepsi. - Halimah Daily
Banner IDwebhost

Home Top Ad

Post Top Ad

Monday, March 25, 2019

Tak Perlu Marah Dan Benci, Ini Hanya Soal Persepsi.


Halimahdaily.com - Hati ini membenci. Bukan sebab dosa dan kesalahan orang terlalu kejam. Tapi, karena ‘kacamata’ kita bisajadi telah kotor atau rusak. Jika ia kotor, maka kita harus membersihkannya. Jika ia rusak, maka kita harus segera menggantinya.



Penglihatan akan baik-baik saja jika kacamatanya bagus. Tapi sekalinya ia bermasalah, semua terlihat salah. Seolah-olah semua orang disekitar adalah monster, kita satu-satunya mangsa yang terancam akan dihabisi monster-monster itu. Lelah meronta, lelah diserang, pada akhirnya kita hanya bisa mengeluh, tersiksa setiap waktu.

Hidup bukan soal diri sendiri. Kita hidup dengan orang lain. Kita dan mereka punya harapan-harapan yang boleh jadi sama, boleh jadi berbeda.

Tidak ada orang yang benar-benar sama, pun juga sebaliknya. Ketika kita punya kesamaan dengan seseorang, akan ada juga kemungkinan kita berbeda dengannya untuk permasalahan yang lain.

Satu pelajaran yang saya petik dari seseorang yang saya kenal paling ‘keras’ hatinya. Dia selalu mengeluh tentang keburukan yang orang lainlakukan kepada dirinya, tanpa menyadari keburukan apa yang telah dia lakukan sebelumnya. Orang ini merasa dirinya ‘korban’ dalam segala hal.

Kok saya terus yang disalahin?
Kenapa dia selalu gak adil sama saya?
kenapa ya dia tega memperlakukan saya sekejam ini?

Pertanyaan itu saya balik :
Jangan-jangan memang kamu yang salah, gak?
Apa kamu pernah adil sama dia?
Apa kamu pernah berniat untuk tulus padanya?

Jawabannya tidak saya dapatkan langsung dari lisannya. Tapi saya dapatkan dari apa yang dia lakukan setiap harinya. Saya menyimpulkan :

kalau terus menyalahkan orang lain, sampai kapanpun kita akan kesulitan sendiri menjalani hidup

Bagaimana mau hidup tenang, kalau tidak pernah belajar dari kesalahan. Semua kesalahan dilemparkan kepada orang lain, bukannya intropeksi diri. Saya sendiri juga sering mendapati diri saya seperti itu, terlebih ketika saya patah hati.

Saya dulu selalu berpikir; ‘dalam masalah cinta, kenapa saya selalu jadi korban?’. Padahal setelah dilihat-lihat lagi. Saya tidak sepenuhnya korban. Saya ada ikut andil dalam membuat masalah hubungan percintaan saya menjadi kacau. Saya ada ikut andil membuat suasana menjadi rumit.

Pada akhirnya saya berteriak pada diri sendiri;
‘siapa bilang saya korban?’
‘saya sama berengseknya dengan dia!’
‘ya sudah, tidak ada gunannya marah-marah sendirian. Lupakan!’

 Nah, begitu jadinya. Selesai satu perkara. Ketika kamu berhenti menyalahkan orang lain, semua jalan terlihat mudah dan murah.

Marah itu buang-buang energy. Selain itu, sering marah-marah juga gak bagus buat kesehatan jantung. Gimana kalau kena serangan jantung di usia dini? Coba bayangkan betapa mahalnya pengobatan yang harus kita bayar. Berapa uang yang perlu kita keluarkan untuk menyembuhkan penyakit akibat suka marah-marah ini? Mahal pastinya.

Daripada buang-buang energy untuk marah. Gak ada untungnya, yang ada malah rugi. Mendingan energinya dihemat biar bisa dipakai untukhal-hal bermanfaat.

No comments:

Postingan Terbaru

Hey, Kok Sedih? Perlu Sedikit Motivasi Untuk Move On?

Halimahdaily.com - Bukan begini cara menjalani hidup. Membuang banyak waktu dengan bertanya 'apa salahku?'. Tak perlu tanyakan i...

Translate

Post Bottom Ad

Halaman