Islam
memerintahkan umat untuk menjalankan waktu sebaik-baiknya untuk beribadah
kepada Allah. Karena Allah telah bersumpah demi masa, sesungguhnya manusia
merugi. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-qur’an.
Dari ibn
Abbas ra, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Manfaatkanlah lima perkara
sebelumnya dating lima perkara yang lain:
Masa mudamu sebelum datang masa tuamu
– masa sehatmu sebelum dating masa sakitmu – masa luangmu sebelum masa sibukmu
– masa kayamu sebelum masa miskinmu – masa hidupmu sebelum masa fakirmu
(miskinmu) – dan masa hidupmu sebelum masa tuamu” (HR. al-Hakim dan al-Baiaqi).
Waktu
didalam islam bukan sebatas angka-angka. Tetapi dapat memberi arti dan dapat
membedakan satu ibadah dengan ibadah lainnya.
Waktu pagi,
setelah fajar terbit dinamakan subuh. Disanalah kaum muslimin mengerjakan
shalat subuh. Tetapi ketika mata hari baru saja terbit. Dilarang shalat apapun,
karena pada zaman jahiliyah, kaum pagan menyembah dewa matahari ketika pagi
matahari baru saja muncul.
Ketika telah naik matahari setinggi tombak, maka
masuklah waktu dhuha. Yang banyak keutamaan dalam ibadah duha. Dapat membuka
pintu rezeki, dapat melapangkan segala jalan menuju kebaikan, dan sebagainya.
Kemudian
masuk waktu siang. Setelah matahari sedikit bergelincir dari arah jam 12. Maka
masuk waktu dzuhur. Begitu terus bergulir waktu demi waktu yang didalamnya
terdapat ibadah ibadah wajib yang harus dilaksanakan.
Begitu juga dengan
bergulirnya waktu dalam hitungan bulan. Setiap bulan memiliki keutamaan yang
berbeda-beda dari bulan-bulan yang lainnya. Seperti halnya Ramadhan. Yang
memiliki julukan bulan yang lebih baik dari seribu bulan.
“Sesungguhnya
sholat itu adalah kewajiban atas orang-orang mukmin yang tertentu
waktu-waktunya” [QS Al-Nisa’ :103]
Barang
siapa yang menjaga shalat lima waktu, maka shalat ini akan menjadi cahaya,
menjadi penerang di hari akhirat.
Namun barang siapa yang tidak menjaga shalat
lima waktu, maka tidak akan shalat itu menolongnya di akhirat, tetapi orang
tersebut akan diumpulkan bersama fir’aun di hari akhirat. Nauzubullah.
Waktu kita
sudah banyak. Kita diberi peluang yang sama dengan orang-orang sukses, yaitu
potensi dengan waktu 24 jam. Orang sukses punya 24 jam, kita juga sama.
Ada isyarat dalam hadis Nabi diatas bahwa
seorang muslim tidak boleh membuang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak
bermanfat Sedikitpun.
Tidak
diciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada Allah. Maka manusia
seharusnya selalu menjaga waktu-waktunya dari sesuatu yang tidak bermanfaat.
Karena tanda kaimanan seseorang adalah dari caranya menghindari hal yang tidak
bermanfaat baginya. Artinya, orang yang benar-benar tingkat keimanannya sudah
tinggi tidak akan punya waktu untuk dibuang-buang kepada hal yang tidak
bermanfaat.
Menyia-nyiakan
waktu, sama dengan menyia-nyiakan usia dan menyia-ntiakan kesempatan untuk
mencari ilmu. Karena kunci sukses di dunia adalah ilmu. Kunci sukses di akhirat
juga ilmu.
Maka penting bagi seorang muslim untuk memburu ilmu pengetahuan agar
sukses dunia dan akhirat dengan memaksimalkan fungsi waktu yang dimilikinya.
Di Aceh
penggunaan waktu masih sama seperti daerah lain di Indonesia, akan tetapi masih
sedikit lebih baik. Dapat kita lihat seperti waktu-waktu beribadah. Yang paling
kentara adalah ketika shalat jum’at, dan shalat maghrib.
Segala aktifitas
dihentikan. Jual-beli benar-benar dihentikan. Toko-toko tutup. SPBU juga tutup.
Sementara di kota-kota besar yang lain tidak demikian.
No comments:
Post a Comment