Halimahdaily.com - Sebagai gadis miskin yang tidak terlalu cantik. Ha Yoon-Jo merasa cukup bersyukur karena kehadiran seorang kekasih di sisinya. Lelaki itu bernama Cha Eun-Nyuk. Dia tipikal lelaki baik-baik. Lembut, penyayang, dan tidak pernah sekalipun menyakiti perasaan Yoon-Jo.
Namun, semua orang tahu, bahwa Yoon-Jo satu-satunya yang
berharap terlalu banyak dalam hubungan itu. Cha Eun-Nyuk tidak mempunyai
perasaan untuk Yoon-Jo sebagaimana perasaan lelaki kepada wanita. Dia menyayangi
Yoon-Jo seperti adik atau keluarganya sendiri. Tidak pernah lebih.
Suatu hari, Yoon-Jo menemukan foto gadis lain di dompet
Eun-Nyuk. Dia benar-benar kecewa. Terlebih gadis di foto itu adalah wanita yang
dia kenal sebagai perempuan cantik dan berwibawa, dari keluarga kaya pula. Jika
dibandingkan dengan keadaan Yoon-Jo, jelas sekali perbedaannya.
Kenyataan itu begitu menyakitkan. Membuat Yoon-Jo menangis
tersedu-sedu disudut malam. Sambil menunggu kedatangan Eun-Nyuk, Yoon-Jo telah
menyiapkan kata-kata apa yang harusnya dia ucapkan saat mereka bertemu.
Begitu ia melihat mobil Eun-Nyuk datang. Ia langsung
menghampiri lelaki yang dicintainya itu dengan isak tangis yang pecah. Beberapa
pukulan kecil didada Eun-Nyuk adalah bukti betapa sakit dan marahnya Yoon-Jo
kepadanya.
Menerima pukulan itu, Eun-Nyuk hanya diam seperti biasanya. Ia tidak
bertanya apa-apa sampai Yoon-Jo sendiri yang mengatakan ada apa dengannya.
“Kamu tega sekali!” Kata-kata yang pertama kali
sanggup Yoon-Jo ucapkan ditengah tangisannya.
“Selalu aku yang memulai semuanya. Akuyang menyukaimu lebih
dulu, aku yang mengungkapkan perasaanku lebih dulu, aku yang ingin hidup
bersama saat kamu ingin pergi dariku, aku yang memaksakan pernikahan ini. Sampai
akhir, kamu tidak bisa menolak, dan mengikuti keinginanku”. Keluh Yoon-Jo.
“Yoon-Jo…” Sela Eun-Nyuk merasa kasihan.
“Katakan satu hal saja, apa kamu pernah mencintaiku meski
hanya sesaat?” Desak Yoon-Jo.
Yang ditanya hanya diam saja. Terlihat jelas Eun-Nyuk tak mampu
mengatakan apapun. Ia selalu seperti itu. Ia tak pernah tega melukai hati Yoon-Jo. Kendati demikian, Yoon-Jo
tetap saja merasa terluka.
“Seharusnya kamu menjawab “ya” meski hanya berbohong”. Isak
Yoon-jo patah hati.
“Aku harus bagaimana, Yoon-Jo?” Eun-Nyuk bertambah iba. “Akan
ku turuti keinginanmu”. Lanjutnya.
“Kamu sungguh akan menuruti keinginanku? Maka tetaplah
disisiku, tetaplah disisiku sampai kamu mati”. Jawabnya perih.
“Hidup dengan lelaki yang tidak mencintaiku mungkin
menyakitkan. Tapi, akan lebih menyakitkan jika aku melepaskanmu. Aku tidak bisa
hanya mendoakanmu saja. Maka, akum au kau tetap disisiku sampai mati”.
Setelah
mengatakan itu, Yoon-Jo langsung pergi sambil menangis. Sementara Eun-Nyuk masih
mematung. Lelaki itu merasa beban dibahunya semakin berat. Haruskah dia menikah
dengan gadis yang sama sekali tidak dicintainya?
Bagi Yoon-Jo, mungkin hidup bersama Eun-Nyuk adalah impian
terbesarnya. Tetapi bagi Eun-Nyuk, hidup disamping Yoon-Jo sampai ia mati akan
terlalu menyakitkan. Sebeb dia memiliki cinta yang lain. Dia tidak bisa
meninggalkan cintanya hanya demi Yoon-Jo yang egois ingin hidup bersamanya.
Dari cuplikan drama Hide And seek ini, saya menyadari betapa
pentingnya sebuah keputusan yang tegas. Tidak perlu berpura-pura baik kepada seseorang, hanya
karena kamu merasa kasihan. Lebih baik berkata jujur pada waktu yang tepat, daripada
harus berbohong seumur hidup. Karena, kata-kata penolakan jauh lebih baik
daripada persetujuan yang palsu.
No comments:
Post a Comment