Halimahdaily.com - Dahulu akulah orang yang paling ingin menghindari kata cinta, sebab aku selalu tidak percaya bahwa cinta sejati itu benar-benar ada.
Dimasa kecil, cinta bagiku hanyalah sebuah kata-kata yang
dipakai oleh orang dewasa hanya untuk menghibur hati kekasihnya. Karena
dimasakecilku aku melihat orang dewasa disekitarku mudah mengatakan cinta, dan
mudah pula membuang cinta.
Akupun ragu bahwa pernikahan adalah ikatan atas nama cinta.
Buktinya kedua orangua ku tidak menikah karena cinta. Setidaknya aku mendengar
cerita dari ibuku, bahwa dia dulu menikah karena dijodohkan. Selama ini dia
memaksa untuk jatuh cinta pada ayahku, entah sudah jatuh cinta atau belum. Aku
tidak yakin mereka sekarang sudah saling mencintai.
Dirumahku, aku melihat orangtua ku berupaya untuk saling
melindungi, meski sering juga aku melihat mereka saling mencaci. Gejolak tangis
dan kemarahan sering terjadi, sama seringnya dengan melihat mereka berdua
saling tertawa. Begitukah cinta?
Kini, ketika usiaku telah mencapai usia pernikahan. Aku
melihat banyak cinta disekitarku. Cinta orang-orang kepadaku, dan juga cintaku
kepada orang-orang. Semuanya tampak bersinar dan menuju kepada tujuannya
masing-masing. Setahuku, cinta selalu punya satu tujuan.
Cintaku menuju satu orang. Tak perduli ada berapa cinta yang
menujuku, aku tetap menuju padanya.
Cinta menurut ku adalah bagaimana cara mengabaikan dan
diabaikan. Cinta adalah tentang bagaimana memberi dan menerima. Cinta adalah
tentang memaafkan. Definisi yang aneh.
Saat ini, aku masih belum percaya bahwa cinta sejati itu
benar-benar ada. Yang aku tahu, selama aku merasakan cinta, aku hanya perlu
bertahan dan menuju kekasihku, meski dia pergi menjauh.
Aku akan terus menujunya sampai bosan dan lelah. Jika sudah
bosan dan lelah, mungkin aku akan berhenti menuju, lalu mencari tempat untuk
beristirahat sendirian. Aku akan membuka mata lebar-lebar, melihat
cahaya-cahaya cinta yang berterbangan mengelilingi orbitnya masing-masing. Jika kutemukan kekasihku sedang menuju cintanya, aku hanya akan tersenyum pahit
sambil berkata
“berbahagialah dengannya, aku akan menontonmu dari sini”.
Jika aku telah lupa pada orang yang kucintai, mungkin aku
akan mulai melihat cinta yang selama ini menujuku. Tak perduli aku mencintainya
atau tidak, aku mungkin akan memilih salahsatu yang terbaik diantara mereka.
Ya, kurasa begitulah cinta orang dewasa. Lebih masuk akal
dibanding cerita cinta dalam dunia dongeng.
Banyak yang baca :
Kenapa Aku Terus Memandanginya? [Cuplikan my id is gangnam beauty eps 8]
Banyak yang baca :
Kenapa Aku Terus Memandanginya? [Cuplikan my id is gangnam beauty eps 8]
No comments:
Post a Comment